Karya Tulis Ilmiah: Kiat sukses meghadapi ujian nasional

KARYA TULIS ILMIAH BAHASA INDONESIA
KIAT SUKSES MENGHADAPI UJIAN NASIONAL
Disusun untuk Memenuhi Tugas Bahasa Indonesia sebagai Syarat Ujian Nasional


Disusun oleh       : Sheva Bima Firmansyah
Kelas                    : IX-A
No absen              : 26

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 WONOAYU SIDOARJO
Tahun Ajaran 2014-2015





HALAMAN PENGESAHAN

Karya tulis Ilmiah Bahasa Indonesia ini saya buat untuk melengkapi Tugas Bahasa Indonesia yang berjudul “ Kiat Sukses Menghadapi Ujian Nasional “ oleh Sheva Bima Firmansyah.
Karya Tulis Ilmiah ini saya cantumkan halaman pengesahan yang saya sediakan untuk mencantumkan tanda tangan dan nama terang dari Guru Pembimbing mata pelajaran.

Disetujui Oleh :
Pembimbing Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia

Dra. Winarti Rahayu. S.pd.
NIP : 19640412 198512 2003












KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis Bahasa Indonesia ini yang berjudul “Kiat Sukses Menghadapi Ujian Nasional “ . Karena tanpa pertolongan-Nya saya tidak bisa menyelesaikan karya ilmiah ini.
Karya tulis ilmiah ini saya buat dengan maksud untuk membantu siswa, supaya mereka tahu bahwa kiat sukses menghadapi ujian nasional akan membawa pengaruh baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Karena saat saat ini, banyak sekali siswa yang kurang mempersiapkan diri untuk sukses di ujian nasional
Dalam karya tulis ilmiah ini, saya akan membahas tentang

Ucapan terima kasih saya sampaika kepada semua pihak yang sudah membantu saya, terutama guru pembimbing Bahasa Indonesia yakni, Ibu Winarti Rahayu. S.pd yang telah memberi arahan kepada saya. Tak lupa kepada petugas pustakawati yakni, Ibu Juarliyah yang memberi izin untuk meminjam buku di perpustakaan .
Dalam membuat karya ilmiah ini saya menyadari bahwa apa yang saya buat ini masih jauh dari sempurna,oleh karena itu apabila ada kesalahan dalam karya ilmiah ini saya minta maaf sebesar-besarnya. Untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun  dari teman-teman yang membaca karya ilmiah ini demi kesempurnaan karya tulis ilmiah yang saya buat ini . Semoga karya ilmiah ini dapat berguna dan bermanfaat untuk kita semua.

Wonoayu,  februari 2015


Penyusun


DAFTAR ISI
Halaman Judul……………………………………………………………………………………
Halaman pengesahan………………………………………………………………………..i
Kata Pengantar…………………………………………………………………………………ii
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………………………1
1.1           Latar belakang……………………………………..…………………………1
1.2           Rumusan masalah………………………………………………………..
1.3           Tujuan Penulisan…………………………………………………………….
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1           pengertian ujian nasional
2.2           Sejarah ujian nasional
2.3           tujuan diadakan ujian nasional
2.4           keunggulan ujian nasional
2.5           prosedur pengembangan minat dan kegemaran membaca untuk menghadapi ujian nasional
2.6           Pengertian belajar
2.7           situasi belajar yang baik untuk menghadapi ujian nasional
2.8           cara belajar yang baik
2.9           cara siap menghadapi ujian nasional
2.10     strategi mengelola kecemasan dalam menghadapi ujian nasional
2.11     tips sukses untuk menghadapi ujian nasional
2.12     Tata tertib pelaksanaan ujian nasional

BAB 3 PENUTUP
3.1 kesimpulan
3.2 saran
Daftar Pustaka



BAB 1 PENDAHULUAN

1.1       LATAR BELAKANG
Ujian sudah mulai dekat dengan teman-teman yang duduk di kelas IX, khususnya teman-teman di kelas IX. Mulai dari Ujian Tengah Semester, Ujian Sekolah,sampai ke Ujian Nasional. Mau tidak mau kita harus menyiapkan diri kita.  Mungkin ada dari antara teman-teman yang belum siap dalam menghadapi Ujian Tengah Semester,Ujian Sekolah,Ujian Nasional.
Tidak ingin kan tidak lulus? Pasti semuanya ingin lulus dengan nilai yang memuaskan . Orang tua akan bangga tentunya terhadap kita. Tapi bagaimana cara agar dapat menghadapi ujian-ujian itu dengan sukses? Kita tidak bisa hanya diam dan mengharapkan tiba-tiba muncul jawaban dari langit. Tapi kita juga harus berusaha.
Namun pada kenyataanya banyak dari antara kita yang masih mengharapkan pertolongan dari teman-teman kita. Tentu saja itu bukan usaha yang terbaik yang dapat kita lakukan. Apalagi sekarang ini sudah mulai di terapkan Ujian Nasional dengan 20 paket,apa bisa dengan 20 paket ini kita dapat bertanya dengan teman kita? Jawabannya tentu saja,tidak. Oleh karena itu di anjurkan kepada teman-teman agar kita dapat menyiapkan diri kita dengan baik selagi masih ada kesempatan.
Berusaha bukan berarti berusaha mencari kunci jawaban, menyontek dan tindakan yang mempertaruhkan nilai ujian nasional kita kepada sesuatu tindakan yang tidak pasti menjamin kelulusan, bahkan bisa saja tindakan mencari kunci jawaban yang tidak murah tersebut menjerumuskan kita ke jurang masa depan suram. Sederhananya, tidak LULUS.
Berusaha dalam arti sebenarnya adalah berusaha mendapatkan kelulusan dengan usaha kerja keras, tidak menyerah, tekun, pasrah kepada Tuhan yang Maha Esa. Setelah semua usaha tersebut kita lakukan, otomatis kita akan lulus dengan nilai yang memuaskan. Dan tentu saja, jika lulus dengan hasil usaha sendiri lebih berkesan daripada lulus dengan usaha kotor.
Dalam ujian nasional, tidak ada yang perlu ditakutkan berlebihan. Ujian nasional hanyalah lembar jawaban dan soal yang tersebar di seluruh Indonesia untuk para pelajar Indonesia. Jadi taka da yang perlu ditakutkan selama kita sudah siap menghadapinya.
Ketakutan berlebihan juga akan berdampak buruk pada kita sehingga kita tak dapat berkonsentrasi menghadapi ujian nasional. Maka dari itu, kiat sukses menghadapi ujian nasional sangatlah penting dan sangat dibutuhkan.









1.2       RUMUSAN MASALAH
masalah yang akan di bahas dalam karya ilmiah ini adalah :
1.     Apa pengertian ujian nasional?
2.     Bagaimana Sejarah ujian nasional?
3.     Apa tujuan diadakan ujian nasional?
4.     Apa keunggulan ujian nasional?
5.     Bagaimana prosedur pengembangan minat dan kegemaran membaca untuk menghadapi ujian nasional?
6.     Apa Pengertian belajar?
7.     Bagaimana situasi belajar yang baik untuk menghadapi ujian nasional?
8.     Bagaimana cara belajar yang baik?
9.     Apa tindakan yang harus dilakukan saat menghadapi ujian nasional?
10.                        Apa tindakan yang tidak boleh dilakukan saat menghadapi ujian nasional?
11.                        Bagaimana Tata tertib pelaksanaan ujian nasional?








1.3       TUJUAN PENULISAN
tujuan dari karya ilmiah ini,di antaranya :
1.     pengertian ujian nasional
2.     Sejarah ujian nasional
3.     tujuan diadakan ujian nasional
4.     keunggulan ujian nasional
5.     prosedur pengembangan minat dan kegemaran membaca untuk menghadapi ujian nasional
6.     Pengertian belajar
7.     situasi belajar yang baik untuk menghadapi ujian nasional
8.     cara belajar yang baik
9.      cara siap menghadapi ujian nasional
10.                         strategi mengelola kecemasan dalam menghadapi ujian nasional
11.                         tips sukses untuk menghadapi ujian nasional
12.                         Tata tertib pelaksanaan ujian nasional











BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian ujian nasional
2.1.1 Ujian Nasional
Ujian Nasional biasa disingkat UN / UNAS adalah sistem evaluasi standar pendidikan dasar dan menengah secara nasional dan persamaan mutu tingkat pendidikan antar daerah yang dilakukan oleh Pusat Penilaian Pendidikan, Depdiknas di Indonesia berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 menyatakan bahwa dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional dilakukan evaluasi sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Lebih lanjut dinyatakan bahwa evaluasi dilakukan oleh lembaga yang mandiri secara berkala, menyeluruh, transparan, dan sistematik untuk menilai pencapaian standar nasional pendidikan dan proses pemantauan evaluasi tersebut harus dilakukan secara berkesinambungan.
Proses pemantauan evaluasi tersebut dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan pada akhirnya akan dapat membenahi mutu pendidikan. Pembenahan mutu pendidikan dimulai dengan penentuan standar.
Penentuan standar yang terus meningkat diharapkan akan mendorong peningkatan mutu pendidikan, yang dimaksud dengan penentuan standar pendidikan adalah penentuan nilai batas (cut off score). Seseorang dikatakan sudah lulus/kompeten bila telah melewati nilai batas tersebut berupa nilai batas antara peserta didik yang sudah menguasai kompetensi tertentu dengan peserta didik yang belum menguasai kompetensi tertentu. Bila itu terjadi pada ujian nasional atau sekolah maka nilai batas berfungsi untuk memisahkan antara peserta didik yang lulus dan tidak lulus disebut batas kelulusan, kegiatan penentuan batas kelulusan disebut standard setting.
Manfaat pengaturan standar ujian akhir:

Adanya batas kelulusan setiap mata pelajaran sesuai dengan tuntutan kompetensi minimum.
Adanya standar yang sama untuk setiap mata pelajaran sebagai standar minimum pencapaian kompetensi.
Untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) ada 3 mata pelajaran yang diujikan yaitu:
2.   Matematika
2.1.2 Mata pelajaran yang diujikan
Untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) ada 4 mata pelajaran yang diujikan yaitu:
3.   Matematika
Untuk tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) ada 6 mata pelajaran yang diujikan, tergantung penjurusannya:
Penjurusan
Mata pelajaran
utama
Mata pelajaran
karakteristik penjurusan
Kejuruan
Teori Kejuruan


Selama ini penentuan batas kelulusan ujian nasional ditentukan berdasarkan kesepakatan antara pengambil keputusan saja. Batas kelulusan itu ditentukan sama untuk setiap mata pelajaran. Padahal karakteristik mata pelajaran dan kemampuan peserta didik tidaklah sama. Hal itu tidak menjadi pertimbangan para pengambil keputusan pendidikan. Belum tentu dalam satu jenjang pendidikan tertentu, tiap mata pelajaran memiliki standar yang sama sebagai standar minimum pencapaian kompetensi. Ada mata pelajaran yang menuntut pencapaian kompetensi minimum yang tinggi, sementara mata pelajaran lain menentukan tidak setinggi itu. Keadaan ini menjadi tidak adil bagi peserta didik, karena dituntut melebihi kapasitas kemampuan maksimalnya.
2.1.4 Strategi perancangan
Penyusunan standard setting dimulai dengan penentuan pendekatan yang digunakan dalam penentuan standar. Ada tiga macam pendekatan yang dapat dipakai sebagai acuan yaitu:
  • Penentuan standar berdasarkan kesan umum terhadap tes.
  • Penentuan standar berdasarkan isi setiap soal tes.
  • Penentuan standar berdasarkan skor tes.
Pada tiap-tiap akhir tahun kegiatan belajar diambil kesimpulan dan pembukuan standar setting berdasarkan tiga pendekatan tersebut untuk menentukan batas kelulusan.
2.1.5 Kontroversi
2.1.5.1 Penentuan kelulusan ujian nasional 2011
Badan Standardisasi Nasional Pendidikan (BSNP) bersama Kementerian Pendidikan Nasional dan Komisi X DPR memutuskan, tahun 2011 tetap ada Ujian Nasional (UN). Pelaksanaannya direncanakan pada April dan Mei 2011, mundur sebulan dibanding tahun 2010 yang dilaksanakan Maret-April. Sedang standar nilai UN pada tahun ini direncanakan masih sama dengan tahun lalu, yakni 5,50 untuk SMP/SMA. Meski hingga tulisan ini dipublikasikan belum ada kepastian melalui peraturan menteri (permen) perihal Ujian Nasional, namun beberapa informasi seputar UN 2011 mulai beredar. Informasi itu misalnya terkait dengan formula kelulusan dan seputar jadwal UN yang oleh pemerintah ditujukan sebagai sosialisasi kepada khalayak. Untuk formula kriteria kelulusan tahun ini, pemerintah menggunakan formula baru. Kelulusan siswa dari sekolah dengan melihat nilai gabungan rencananya dipatok minimal 5,50. Nilai gabungan merupakan perpaduan nilai UN dan nilai sekolah untuk setiap mata pelajaran UN.
\mathbf{Nilai\,akhir}={{0,6.\mathbf{N}ilai\,\mathbf{U}jian\,\mathbf{N}asional}+{0,4.\mathbf{N}ilai\,\mathbf{S}ekolah}}
Nilai sekolah dihitung dari nilai rata-rata ujian sekolah dan nilai rapor semester 1-5 untuk tiap mata pelajaran UN. Dengan formula baru ini, rencananya akan dipatok nilai tiap mata pelajaran minimal 4,00. Integrasi nilai UN dan nilai sekolah ini diharapkan jadi pendorong untuk menganggap penting semua proses belajar sejak kelas 1 hingga kelas 3. Sedangkan kriteria kelulusan ujian sekolah diserahkan kepada sekolah. Nilai sekolah merupakan nilai rata-rata dari ujian sekolah dan nilai rapor semester 1-5 setiap mata pelajaran yang tidak diujikan dalam UN. Sementara itu, jadwal UN semula dalam tulisan penulis posting akan dilaksanakan bulan Mei 2011 berubah menjadi bulan April 2011. Ujian nasional (UN) utama untuk SMA/SMK digelar pada minggu ketiga April 2011, sedangkan untuk SMP pada minggu keempat April 2011. Adapun UN susulan bagi mereka yang belum mengikuti UN utama dilaksanakan satu minggu kemudian. Selain itu, untuk UN 2011 ujian ulangan bagi siswa yang tidak lulus ditiadakan. Oleh karena itu, bagi siswa yang dinyatakan tidak lulus harus mengikuti ujian kembali pada tahun berikutnya.
2.1.5.1 Kontroversi UN SMA/SMK/MA 2014
Pada UN tahun 2014 muncul soal Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris tentang Jokowi. Hal ini dipadang KPAI sebagai politik praktis.

2.2 Sejarah Ujian Nasional
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 yang menyatakan bahwa dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional dilakukan evaluasi sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Perkembangan UN dari zaman ke zaman di Indonesia mengalami banyak metamorfosa. Telah beberapa kali diganti formatnya, seperti yang akan dibahas dibawah ini :
1.      Tahun 1965-1971
Pada tahun itu, sistem ujian dinamakan sebagai Ujian Negara. Hampir berlaku untuk semua mata pelajaran, semua jenjang yang ada di Indonesia, yang berada pada satu kebijakan pemerintah pusat.
2.      Tahun 1972-1979
Pada tahun itu, Ujian Negara ditiadakan, lalu dirubahmenjadi Ujian sekolah. Sehingga, sekolah lah yang menyelenggarakan ujian sendiri. Semuanya diserahkan kepada sekolah, sedangkan pemerintah pusat hanya membuat kebijakan-kebijakan umum terkait dengan ujian yang akan dilaksanakan oleh pihak sekolah.
3.      Tahun 1980-2000
Pada tahun itu, untuk mengendalikan, mengevaluasi, dan mengembangkan mutu pendidikan, Ujian sekolah diganti lagi menjadi Evaluasi Belajat Tahap Akhir Nasional (EBTANAS). Dalam EBTANAS ini, dikembangkan perangkat ujian paralale untuk setiap mata pelajaran yang diujikan. Sedangkan yang menyelenggarakan dan monitoring soal dilaksanakan oleh daerah masing-masing.
4.      Tahun 2001-2004
Pada tahun itu, EBTANAS diganti lagi menjadi Ujian Akhir Nasional (UNAS). Hal yang menonjol dalam peralihan dari EBTANAS  menjadi UNAS adalah  dalam penentuan kelulusan siswa, yaitu ketika masih menganut sistem Ebtanas kelulusan berdasarkan nilai 2 semester raport terakhir dan nilai EBTANAS murni, sedangkan dalam kelulusan UNAS ditentukan oleh mata pelajaran secara individual.
5.      Tahun 2005-2009
Terjadi perubahan sistem yaitu pada target wajib belajar pendidikan (SD/MI/SD-LB/MTs/SMP/SMP-LB/SMA/MA/SMK/SMA-LB) sehingga nilai kelulusan ada target minimal.
6.      Tahun  2010-Sekarang
UNAS diganti menjadi Ujian Nasional (UN). Untuk UN tahun 2012, ada ujian susulan bagi siswa yang tidak lulus UN tahap pertama. Dengan target, siswa yang melaksanakan UN dapat mencapai nilai standar minimal UN sehingga mendapatkan lulusan UN dengan baik.
Berikut diatas adalah beberapa perubahan dari masa ke masa jati diri UN di Indonesia. Dibalik banyaknya perubahan, semua hal tersebut adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia. Karena UN sampai saat ini menjadi faktor yang menjadi tolak ukur keberhasilan dari suatu jenjang pendidikan, terlepas dari beberapa hal yang menjadi kekurangan dari sistem UN tersebut.
2.3 Tujuan diadakan Ujian nasional
Menurut Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 153/U/2003 Tentang Ujian Akhir Nasional Tahun Pelajaran 2003/2004 bahwa tujuan dan fungsi ujian nasional seperti yang tercantum dalam SK Mendiknas 153/U/2003 yaitu:
Tujuan Ujian Nasional (Pasal 2):
1.     Mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.
2.    Mengukur mutu pendidikan di tingkat nasional, propinsi, kabupaten/kota, dan sekolah/madrasah.
3.    Mempertanggungjawabkan penyelenggaraan pendidikan secara nasional, propinsi, kabupaten/kota, sekolah/madrasah, dan kepada masyarakat.
Mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 77 tahun 2008 tanggal 5 Desember 2008 tentang Ujian Nasional Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) Tahun Pelajaran 2008/2009 tujuan Ujian Nasional (UN) adalah untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.

2.4  Keunggulan ujian nasional
Selain sebagai salah satu penentu kelulusan seorang siswa pada suatu satuan pendidikan. Penyelenggaraan UN selain sebagai salah satu penentu kelulusan, Ujian Nasional  juga dimanfaatkan untuk tiga hal lainnya, yaitu pemetaan, seleksi ke jenjang yang lebih tinggi, dan untuk pemberian bantuan atau afirmasi ke daerah. UN dijadikan sebagai standar nasional dalam melakukan pemetaan terhadap mutu sekolah seperti halnya delapan Standar Nasional Pendidikan (SNP).

Sebagai pemetaan mutu sekolah penyelenggaraan UN sangat penting untuk mengetahui apakah sekolah itu sudah memenuhi standar nasional atau berada di bawah. Dengan menggunakan standar itu kita bisa mengukur mutu sekolah Dari hasil UN, setiap sekolah mendapatkan semacam rapor yang memperlihatkan mutu sekolah tersebut dengan melihat perolehan nilai siswanya dalam UN. Rekapitulasi nilai UN setiap sekolah tidak hanya sampai pada mata pelajaran, tetapi sampai pada sub kompetensi mata pelajaran.

Hasil UN juga menentukan seorang siswa untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi khususnya perguruan tinggi negeri karena mulai tahun 2014 hasil UN terintegrasi dengan Seleksi nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Jadi hasil UN juga menentukan apakah seorang siswa diterima atau tidak di suatu perguruan tinggi negeri

Hasil UN juga digunakan sebagai evaluasi sekolah. Misalkan jika nilai rata-rata yang diperoleh sekolah saat UN berada di bawah nilai rata-rata kabupaten, berarti sekolah tersebut harus mendapat perhatian khusus. Sedangkan jika nilainya berada di atas rata-rata provinsi, sekolah tersebut bisa menjadi sekolah percontohan.

Karena itu, UN sangat penting untuk dilaksanakan karena hasilnya bisa dijadikan sebagai pemetaan dan evaluasi sekolah. Dengan begitu, sekolah bisa memiliki potret dirinya, dan mengukur mutu sekolahnya, sehingga bisa memperbaiki diri sesuai pemetaan dari hasil UN.
2.5 prosedur pengembangan minat dan kegemaran membaca untuk menghadapi ujian nasional

2.5.1 persiapan
Sebelum melaksanakan kegiatan pengembangan minat dan kegemaran membaca perlu anda ingat kembali hakikat, tujuan, dan teknik membaca sebagai berikut
2.5.1.1 hakikat membaca
Membaca adalah suatu kegiatan penerjemahan symbol atau huruf ke dalam kata dan kalimat yang memiliki makna bagi seseorang
2.5.1.2 tujuan membaca
Tujuan membaca adalah untuk :
a.     meningkatkan pengetahuan
b.    belajar melakukan sesuatu, misalnya membaca petunjuk memasak, beternak dan sebagainya
c.     hiburan, misalnya membaca novel, sasra, surat kabar, majalah dan sebagainya
d.    pembentukan budi pekerti dan IMTAQ, misalnya membaca karya sastra, buku buku agama, dan lain lain.
2.5.1.3 teknik membaca
Ada suatu teknik membaca yang dianjurkan untuk diterapkan kepada mereka yang sudah lancer membaca tetapi belum terbiasa membaca, yaitu dengan cara melihat isi bacaan sambil lalu dengan cepat, mempertanyakan pokok permasalahan, mencari dengan cepat informasi khusus dalam bacaan, dan menerka makna bacaan.
2.5.2 pelaksanaan
Sebagian kegiatan dapat anda kaitkan dengan pelaksanaan kegiatan kurikuler dan sebagian lagi dengan kegiatan lainnya yang tidak ada hubungannya dengan kurikulum
2.5.3 tindak lanjut
Setelah kegiatan direncanakan dan dilaksanakan tentu saja akan diperoleh hasil. Untuk itu, adakanlah evaluasi apakah hasil yang anda capai telah sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Apabila kegiatan yang anda laksanakan telah mencapai target, maka diperlukan pembinaan yang berkelanjutan.

2.6 pengertian belajar
2.6.1 pengertian belajar
Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon.
Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pelajar, sedangkan respons berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur, yang dapat diamati adalah stimulus dan respons, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pelajar (respons) harus dapat diamati dan diukur.
2.6.2 Penjelasan dari perubahan dalam definisi belajar
•        Perubahan akibat belajar dapat terjadi dalam berbagai bentuk perilaku, dari ranah kognitif, afektif, dan/atau psikomotor. Tidak terbatas hanya penambahan pengetahuansaja.
•        Sifat perubahannya relatif permanen, tidak akan kembali kepada keadaan semula. Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat, seperti perubahan akibat kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagainya.
•        Proses perubahan tingkah laku dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, dan penilaian terhadap sikap dan nilai-nilai pengetahuan yang terdapat dalam berbagai bidang studi atau lebih luas lagi dalam berbagai aspek kehidupan.
•        Perubahannya tidak harus langsung mengikuti pengalaman belajar. Perubahan yang segera terjadi umumnya tidak dalam bentuk perilaku, tapi terutama hanya dalam potensi seseorang untuk berperilaku.
•        Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman, praktik atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah.
•        Perubahan akan lebih mudah terjadi bila disertai adanya penguat, berupa ganjaran yang diterima - hadiah atau hukuman - sebagai konsekuensi adanya perubahan perilaku tersebut.
•        Proses perubahan dalam belajar menuju ke arah tujuan yang lebih baik dan bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain.
•        perasaan bangga dalam diri karena dapat mengerti dan paham akan apa yang di pelajari.
2.6.3 Empat tahapan belajar
Ada empat tahapan belajar manusia, yaitu:
•        Inkompetensi bawah sadar, yaitu tidak sadar bahwa ia tidak tahu.
•        Inkompetensi sadar, yaitu sadar bahwa ia tidak tahu.
•        Kompetensi sadar, yaitu sadar bahwa ia tahu.
•        Kompetensi bawah sadar, yaitu tidak sadar bahwa ia tahu.
2.6.3.1 Inkompetensi bawah sadar
Kondisi di saat kita tidak mengetahui kalau ternyata kita tidak tahu. Contohnya adalah keadaan pikiran banyak pengemudi muda saat mulai belajar mengemudi. Itulah mengapa pengemudi muda mengalami lebih banyak kecelakaan ketimbang pengemudi yang lebih tua dan berpengalaman. Mereka tidak dapat (atau tidak mau) mengakui terbatasnya pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman mereka. Orang-orang yang berada dalam keadaan ini kemungkinan besar akan mengambil risiko, memapar diri pada bahaya atau kerugian, untuk alasan sederhana yang sama sekali tidak mereka sadari bahwa itulah yang mereka lakukan.
2.6.3.2 Inkompetensi sadar
Pengakuan sadar pada diri sendiri bahwa kita tidak tahu, dan penerimaan penuh atas kebodohan kita.
2.6.3.3 Kompetensi sadar
Sadar bahwa kita tahu, yaitu ketika kita mulai memiliki keahlian atas sebuah subjek, tetapi tindakan kita belum berjalan otomatis. Pada belajar yang ini, kita harus melaksanakan semua tindakan dalam level sadar. Saat belajar mengemudi, misalnya, kita harus secara sadar tahu di mana tangan dan kaki kita, berpikir dalam setiap pengambilan keputusan apakah akan menginjak rem, berbelok, atau ganti gigi. Saat kita melakukannya, kita berpikir dengan sadar tentang bagaimana melakukannya. Pada tahap ini, reaksi kita jauh lebih lamban ketimbang reaksi para pakar.
2.6.3.4 Kompetensi bawah sadar
Tahapan seorang ahli yang sekadar melakukannya, dan bahkan mungkin tidak tahu bagaimana ia melakukannya secara terperinci. Ia tahu apa yang ia lakukan, dengan kata lain, ada sesuatu yang ia lakukan di hidup ini yang bagi orang lain tampak penuh risiko tetapi bagi dia bebas risiko. Ini terjadi karena ia telah membangun pengalaman dan mencapai kompetensi bawah sadar pada aktivitas itu selama beberapa tahun. Ia tahu apa yang ia lakukan, dan ia juga tahu apa yang tidak dapat ia lakukan. Bagi seseorang yang tidak memiliki pengetahuan dan pengalamannya, apa yang ia lakukan tampak penuh risiko.

2.7 situasi belajar yang baik untuk menghadapi ujian nasional
2.7.1 situasi dalam pelajaran kelas yang langsung terpimpin oleh pengajar
Situasi belajar mandiri yang dalam pelajaran kelas ditanamkan oleh pengajar, memungkinkan pelajar untuk bekerja sendiri (berswakarya) dalam melaksanakan pekerjaan yang diberikan. Metode yang harus diterapkan dalam bekerja sendiri itu diberikan sebagai kemungkinan , dan ikut depersiapkan . dengan penyediaan ini pelajar dapat bekerja sendiri hingga tiap anak bertolak dari kegiatan sendiri secara kolektif, dapat mengembangkan serta membuktikan kemandiriannya. Ini tentunya dalam rangka persyaratan pelajaran mengenai tempat untuk bekerja, bahan yang dikerjakan, serta ruang yang tersedia bagi masing masing pelajar.
2.7.2 situasi belajar ikut direncanakan dan/ atau dibentuk oleh pelajar
kelompok situasi belajar ini menempatkan pelajar yang ikut merencanakan dan ikut membentuk situasi belajar dalam keadaan untuk dengan tidak langsung dan secara mandiri mengikut sertakan kawan pelajarnya dalam proses belajar. Pengajar memungkinkan “pelajaran pemimpin” atau kelompok pelajar secara mandiri ikut membentuk, dan dengan demikian mengalami, situasi mengajar. Pelajar yang ditunjuk itu kemudian secara mandiri mulai dengan pelajaran seperti yang dipimpin oleh pengajar karena berbagai factor yang menghalang oleh pengajar ditiadakan.
2.7.3 situasi belajar dengan media sebagai bidang-keliling / lingkungan belajar
Alat mengajar dan belajar digunakan sebagai media dalam tiap situasi pelajaran. Alat alat itu memang digunakan secara berencana dan juga sesuai dengan tujuannya dibuat dan disediakan. Akan tetapi hasil penggunaannya masih tergantung pula kepada penerimaan serta sikap pengajarnya. Pergaulan dalam kegiatan sendiri dengan media itu , juga disini membuka kesempatan untuk belajar bekerja mandiri dengan media.
2.7.4 situasi belajar terjadi dari organisasi sekolah dan pelajaran
Penataan organisasi sebelumnya dalam pelajaran sekolah merupakan kemungkinan yang mendasar untuk menimbulkan situasi belajar. Disamping bentuk organisasi yang telah diketahui ( pelajaran kelompok, berkawan , sendiri ) juga perlu diperhatikan situasi yang dapat terjadi pada pelajaran proyek atau pada bentuk percakapan dalam pelajaran. Yang penting iala bahwa dalam kelompok situasi belajar itu, aksen atau tekanan diletakkan pada alasannya.
2.7.5 situasi belajar dalam kehidupan sekolah
Pelajaran sekolah hingga sekarang tidak hanya melampaui jam pelajaran yang telah direncanakan. Pesta sekolah, malam orang tua, atau widyawisata , secara tidak langsung merupakan penataan awal bagi situasi belajar mandiri . contoh-contoh untuk itu paasti telah meningkat , tetapi semuanya hampir tak pernah dilihat sebagai situasi belajar karena disini terjadi penempatan dalam proses yang terutama dimaksud dan diatur secara lain. Sejauh pelajar ikut serta dalam persiapan dan penyelenggaraan pesta sekolah, pesta tutup tahun, atau pesta olahraga, akan terjadi situasi dan inisiatif pelajar, yang dalam pelaksanaannya secara mandiri juga akan tercapai belajar mandiri
2.8 cara belajar yang baik
2.8.1 belajar di rumah
Selain belajar di sekolah, setiap siswa harus selalu membiasakan diri belajar secara teratur di rumah dengan penuh konsentrasi. Untuk dapat belajar dengan baik di rumah, hendaknya kita memilih waktu dan tempat yang tetap. Kita harus mengusahakan agar tempat belajar menjadi nyaman. Meja dan tempat duduk yang kurang nyaman akan mengganggu pemusatan perhatian dalam belajar . agar tatap mata kita tetap terpelihara , jarak baca serta cahaya yang diperlukan untuk belajar hendaknya cukup.
2.8.2 belajar dengan kelompok
Disamping belajar sendiri secara teratur di rumah, setiap siswa dianjurkan sewaktu waktu belajar bersama sama dengan teman sekelas atau sekelompok.
Belajar dengan kelompok banyak manfaatnya. Siswa yang belum memahami suatu hal dapat memperoleh penjelasan dari temannya yang sudah paham. Sebaliknya, siswa yang sudah paham akan menjadi lebih mahir karena ia mengutarakan apa yang diketahuinya.
Dalam membentuk kelompok, sebaiknya diusahakan agar rumah anggota kelompoknya berdekatan. Ketua kelompok dipilih secara bergilir dan memimpin kelompok dalam mempelajari sesuatu. Melalui belajar secara berkelompok kita terlatih juga untuk musyawarah
2.8.3 cara mengatur waktu
Tidak dapat dipungkiri bahwa orang orang yang mencapai keberhasilan dalam hidupnya adalah orang orang yang sangat teratur dan berdisiplin memanfaatkan waktunya.
Mereka mungkin saja pengarang, ilmuwan, pengusaha, atau politikus yang berhasil dan mereka semuanya sangat disiplin dengan waktu. Disiplin demikian tidak datang dengan sendirinya, tetapi melalui latihan yang ketat.
Berikut ini suatu contoh cara membuat jadwal kegiatan harian. Bentuk dan susunannya tidak mengikat. Tiap siswa dapat membuatnya menurut kebiasaan masing masing.
2.9 cara siap menghadapi ujian
2.9.1 motivasi belajar
Motivasi pada hakekatnya adalah suatu kekuatan atau dorongan psikis pada diri individu untuk melakukan kegiatan atau tindakan dalam rangka mencapai tujuan. Motivasi belajar adalah suatu dorongan (keinginan) atau kekuatan mental pada peserta didik yang menjadi penggerak untuk belajar. Dapatlah ditarik kesimpulan bahwa motivasi motivasi sangatlah penting untuk dimiliki peserta didik dalam rangka untuk meraih kesuksesan dalam belajar
2.9.2 konsentrasi belajar
Konsentrasi pada dasarnya alah pemusatan fikiran (focus) pada segala sesuatu yang sedang dihadapi. Konsentrasi belajar adalah kemampuan peserta didik untuk memusatkan pikiran dan perasaan (perhatian) pada pelajaran yang sedang dipelajari. Daya konsentrasi pada individu pada dasarnya bisa ditumbuh kembangkan. Menumbuh kembangkan konsentrasi dapat dilakukan dengan latihan berulang-ulang.
2.9.3 rasa percaya diri
Sering kita membaca atau mendengar pepatah yang mengatakan “mengalah sebelum berperang”. Pepatah tersebut ternyata sering terjadi pada saat peserta didik menghadapi ujian. Banyak peserta didik yang cemas atau takut sedemikian rupa menjelang ujian karena beberapa factor sehingga hasil ujiannya tidak maksimal, dan tidak sedikit yang berakibat fatal sehingga berujung pada kegagalan. Kenapa hal ini bisa terjadi? Karena tidak lain dan tidak bukan disebabkan peserta didik tidak memiliki rasa percaya diri saat ujian. Jika kita sudah belajar dengan baik dan berusaha yang maksimal , jangan lupa kita juga harus berdoa. Dengan pendekatan diri pada sang pencipta akan timbul rasa tenang dan nyaman. Rasa percaya diri tersebut akan timbul kuat pada diri peserta didik kalau peserta didik tersebut sudah merasa benar benar siap lahir dan batin untuk ujian. Nah, kalau sudah memiliki rasa memiliki rasa percaya diri sedimikian rupa maka siapapun yang jaga ujian, dimanapun bangku tempat duduk kita saat ujian dan lain lain tidak akan membuat kita takut atau grogi saat ujian. Dan kemungkinan besar hasil ujian kita akan sesuai harapan.
2.10 strategi mengelola kecemasan dalam menghadapi ujian nasional
2.10.1 pengertian kecemasan
KECEMASAN merupakan salah satu bentuk emosi negative. Baik bersifat bersifat rasional maupun irasional . ini merupakan persoalan tersendiri bagi yang mengalaminya. Oleh sebab itu, kita perlu memiliki ketrampilan untuk mengatasinya. Perihal rasa cemas, semua orang mengetahui dan pernah merasakan apa itu kecemasan kita mungkin memilihki jawaban yang berbeda beda
2.10.2 cara untuk mengatsi kecemasan
1. mengenal masalah masalah yang menyebabkan kecemasan
2. belajarlah melihat masalah secara proposional , atau kemampuan untuk melihat keadaan sekarang dan kejadian yang akan datang dari sudut pandang yang lebih luas
3. jangan menghindari resiko
4. segala sesuatu yang hidup pasti ada resikonya. Hadapi resiko dengan rasa optimis. Kalau pikiran kita dipenuhi dengan kemungkinan yang buruk maka itulah yang terjadi. Begitu sebaliknya
5. lakukan segala sesuatu sesuai dengan kemampuan
6. jangan menuntut hak
7. jangan terlalu memikirkan diri sendiri
8. carilah teman untuk mengaduh atau curhat
2.11 tips sukses untuk menghadapi ujian nasional
1. harus selalu optimis, jangan terlalu takut gagal, dan yakin bahwa kita bisa menghadapi ujian nasional tersebut
2. belajar teratur dan sering mengerjakan latihan latihan soal yang sekiranya akan di UN kan
3. tidak banyak pikiran karena akan membuat kita down saat menghadapi Ujian Nasional.
4. banyak istirahat, dan jaga kesehatan karena persiapan fisik adalah yang paling utama
5. persiapkan mental, dan perbanyak berdoa agar hati kita tenang
6. usahakan saat menghadapi ujian nasional perasaaan kita tidak dagdigdug, agar tetap konsentrasi menghadapi ujian nasional tersebut
7. hindari bolos sekolah, karena akan membuat kita tertinggal materi pelajaran
8. persiapkan alat tulis yang berkualitas yang sudah terjamin keasliannya, dan yang terakhir minta doa dan bimbingan dari kedua orang tua agar kita selalu termotivasi dalam mengikuti ujian nasional tersebut
2.12 tata tertib pelaksanaan ujian nasional
1.    Peserta UN memasuki ruangan setelah tanda masuk dibunyikan, yakni 15 (lima belas) menit sebelum UN dimulai.
2.    Peserta UN yang terlambat hadir hanya diperkenankan mengikuti UN setelah mendapat izin  dari ketua Penyelenggara UN Tingkat Sekolah/Madrasah, tanpa diberi perpanjangan waktu.
3.    Peserta UN dilarang membawa alat komunikasi elektronik dan kalkulator ke sekolah/madrasah.
4.    Tas, buku, dan catatan dalam bentuk apapun dikumpulkan di depan kelas di samping pengawas.
5.    Peserta UN membawa alat tulis menulis berupa pensil 2B, penghapus, penggaris, dan kartu tanda peserta ujian.
6.    Peserta UN mengisi daftar hadir dengan menggunakan pulpen yang disediakan oleh pengawas ruangan.
7.    Peserta UN mengisi identitas pada LJUN secara lengkap dan benar.
8.    Peserta UN yang memerlukan penjelasan cara pengisian identitas pada LJUN dapat bertanya  kepada pengawas ruang UN dengan cara mengacungkan tangan terlebih dahulu
9.    Peserta UN mulai mengerjakan soal setelah ada tanda waktu mulai ujian.
10.                       Selama UN berlangsung, peserta UN hanya dapat meninggalkan ruangan dengan izin dan pengawasan dari pengawas ruang UN.
11.                       Peserta UN yang memperoleh naskah soal yang cacat atau rusak, pengerjaan soal tetap dilakukan sambil menunggu penggantian naskah soal.
12.                       Peserta UN yang meninggalkan ruangan setelah membaca soal dan tidak kembali lagi  sampai tanda selesai       dibunyikan,  dinyatakan telah  selesai menempuh/mengikuti UN pada mata pelajaran yang terkait.
13.                       Peserta UN yang telah selesai mengerjakan soal sebelum waktu UN berakhir tidak diperbolehkan meninggalkan ruangan sebelum berakhirnya waktu ujian.
14.                       Peserta UN berhenti mengerjakan soal setelah ada tanda berakhirnya waktu ujian.
15.                       Selama UN berlangsung, peserta UN dilarang:
a.   menanyakan jawaban soal kepada siapa pun;
b.  bekerjasama dengan peserta lain;
c.   memberi atau menerima bantuan dalam menjawab soal;
d.  memperlihatkan pekerjaan sendiri kepada peserta lain atau melihat pekerjaan peserta lain;
e.   membawa naskah soal UN dan LJUN keluar dari ruang ujian;
f.    menggantikan atau digantikan oleh orang lain.





BAB 3 PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Untuk menghadapi ujian nasional, semua pihak harus turut serta mensukseskannya. Tidak hanya para siswa, tetapi orang tua, guru dan orang orang terdekat siswa harus membantu dalam memberikan bantuan maupun doa ataupun tenaga pengajar.
Ujian nasional dipilih karena banyak keunggulan. Ujian nasional memiliki sejarah yang panjang dan terus disempurnakan. Tujuan ujian nasional pun sangatlah penting bagi siswa di Indonesia, yaitu sebagai tes lulus atau tidaknya ujian nasional.
Ujian nasional dianggap terlalu keramat karena jika nilai yang didapat jelek maka tidak lulus, 3 atau  6 tahun belajar disekolah ditentukan di ujian nasional. Maka dari itu kiat sukses menghadapi ujian nasional perlu diterapkan agar semua siswa bisa lulus dengan nilai dan usaha yang maksimal.



3.1 saran
Agar bisa menghadapi ujian nasional dengan sukses, maka para siswa bisa menerapkan kiat sukses menghadapi ujian nasional ini. Serta siswa yang selama ini belum tau cara belajar yang baik untuk menghadapi ujian nasional, maka diperlukan latihan agar belajar menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dan mudah diingat.
Ujian nasional adalah ujian tingkat nasional , jika terjadi kesalahan pada lembar jawaban siswa, maka tidak ada toleransi walaupun itu Cuma kurang tebal dalam melingkari jawaban. Persiapan dan peralatan menjelang ujian nasional juga amatlah penting untuk menghadapi ujian nasional









Daftar pustaka
6.      Holstein Hermann. 1986. MURID BELAJAR MANDIRI. Bandung : Remadja Karya
7.      Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1989. Bahan Penataran P4 Bagi Siswa. Jakarta : Pusat Perbukuan Depdikbud
8.      Surakhmad winarno. 1982. CARA BELAJAR TERBAIK DI UNIVERSITAS. Bandung : Tarsito
9.      Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.  1997. PETUNJUK PENGEMBANGAN MINAT DAN KEGEMARAN MEMBACA SISWA. Jakarta : Pusat Perbukuan Depdikbud
10.  Tarigan, Henry Guntur. 1986. MEMBACA SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA. Bandung : ANGKASA
11.  Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo.  2014. MEDIA LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING. Sidoarjo : Madani grafika




Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

legenda kota surabaya

kebiasaan buruk pria terhadap kulitnya